Lompat ke konten
Beranda » Pengaspalan Jalan » Bleeding Aspal – Penyebab, Dampak dan Penanggulangannya

Bleeding Aspal – Penyebab, Dampak dan Penanggulangannya

apa itu bleeding aspal

Bleeding aspal adalah masalah umum yang sering terjadi dalam konstruksi jalan. Ini terjadi ketika aspal yang telah diterapkan pada permukaan jalan mulai mengalami migrasi ke permukaan atas, meninggalkan lapisan permukaan yang berminyak dan berkilap. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang bleeding aspal, termasuk penyebabnya, dampaknya, dan cara penanggulangannya.

Apa Itu Bleeding Aspal

Bleeding aspal adalah kondisi di mana aspal yang telah diterapkan pada permukaan jalan mulai mengalami migrasi ke permukaan atas. Akibatnya, lapisan permukaan jalan menjadi berminyak, licin, dan berkilap. Bleeding aspal umumnya terjadi karena beberapa faktor, seperti suhu yang terlalu tinggi selama proses pemasangan, kadar aspal yang berlebihan dalam campuran, kandungan minyak yang tinggi dalam aspal, atau kurangnya pemadatan yang optimal selama proses pemasangan. Bleeding aspalt dapat menyebabkan bahaya bagi keselamatan lalu lintas karena permukaan jalan yang berminyak dan licin, serta dapat merusak lapisan aspalt dan meningkatkan aus pada ban kendaraan. Oleh karena itu, tindakan penanggulangan yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasi bleeding aspalt dan memastikan keamanan serta kualitas jalan yang baik.

Contoh : Jalan Tol Jakarta-Cikampek merupakan jalur penting yang menghubungkan Jakarta dengan wilayah Jawa Barat. Dengan volume kendaraan berat yang tinggi, beberapa ruas jalan mengalami bleeding, terutama di area rest area dan titik-titik panas.

apa itu bleeding aspal

Penyebab Bleeding Aspal

1. Kandungan Aspal Berlebih dalam Campuran Hotmix
Penggunaan kadar aspal yang melebihi standar desain campuran menyebabkan kelebihan cairan aspal saat jalan terpapar panas matahari. Ini sering terjadi karena kesalahan dalam proses pencampuran atau penggunaan bahan baku yang tidak sesuai spesifikasi.

2. Pemadatan yang Tidak Tepat
Pemadatan yang tidak optimal membuat rongga udara dalam lapisan aspal terlalu sedikit. Akibatnya, aspal tidak dapat terserap sepenuhnya oleh agregat dan naik ke permukaan saat suhu meningkat.

3. Pengaruh Suhu Lingkungan
Di daerah tropis seperti Indonesia, jalan sering terpapar suhu tinggi, terutama pada siang hari. Suhu tinggi ini membuat aspal mencair dan bergerak ke permukaan.

4. Penggunaan Aspal dengan Viskositas Rendah
Aspal dengan viskositas rendah lebih rentan mencair, terutama saat digunakan di daerah dengan suhu ekstrem. Oleh karena itu, pemilihan jenis aspal yang sesuai dengan kondisi iklim sangat penting.

5. Beban Lalu Lintas Berat
Jalan yang sering dilalui kendaraan berat, seperti truk dan bus, meningkatkan tekanan pada permukaan aspal. Jika kualitas campuran tidak optimal, aspal akan terdorong ke atas dan menyebabkan bleeding.

Dampak Bleeding Aspal

  1. Bahaya bagi Keselamatan: Permukaan jalan yang berminyak dan licin dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama pada kondisi cuaca basah atau hujan.
  2. Kerusakan pada Kendaraan: Bleeding aspalt dapat menyebabkan peningkatan aus pada ban kendaraan dan merusak lapisan aspalt yang baru saja dipasang.
  3. Pengurangan Kualitas Jalan: Lapisan permukaan yang berminyak dan berkilap dapat mengurangi kualitas estetika jalan dan memberikan kesan yang tidak profesional.
  4. Penghambatan Drainase: Lapisan berminyak yang dihasilkan oleh bleeding aspalt dapat menghambat aliran air dan drainase, meningkatkan risiko genangan air dan juga bahaya hidroplaning pada permukaan jalan.
  5. Biaya Perawatan Tambahan: Bleeding aspalt memerlukan tindakan perbaikan tambahan yang dapat menambah biaya perawatan jalan. Perbaikan seperti penggunaan agregat untuk menyerap kelebihan aspal atau juga pemadatan ulang permukaan jalan memerlukan sumber daya tambahan dan waktu yang dapat meningkatkan biaya perawatan.

Cara Penanggulangan Bleeding Aspal

1. Penggunaan Aggregate

Penambahan agregat atau serbuk batu ke permukaan jalan yang terkena bleeding dapat membantu menyerap kelebihan aspalt dan mengurangi efek berminyak.

2. Pemadatan Ulang

Pemadatan ulang permukaan jalan dengan menggunakan alat pemadat yang tepat dapat membantu mengurangi bleeding dan meningkatkan kekuatan struktural jalan.

3. Penggunaan Seal Coat

Penerapan seal coat atau lapisan pelindung tambahan dapat membantu mengurangi bleeding dan melindungi permukaan jalan dari faktor-faktor eksternal seperti cuaca dan lalu lintas.

4. Pengawasan Selama Proses Pemasangan

Memastikan pemadatan yang optimal dan mengontrol suhu selama proses pemasangan dapat membantu mencegah terjadinya bleeding aspalt.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bleeding aspalt dan upaya penanggulangannya, Jasa pengaspalan jalan dapat memastikan bahwa jalan yang terbangun memiliki kualitas yang optimal dan aman untuk digunakan oleh pengguna jalan.

FAQ Seputar Apa Itu Bleeding Aspal

Penyebab utama dari bleeding aspal antara lain suhu yang terlalu tinggi selama proses pemasangan, kadar aspal yang berlebihan dalam campuran, kandungan minyak yang tinggi dalam aspal, dan pemadatan yang kurang optimal.

 

Dampak dari bleeding aspal termasuk bahaya bagi keselamatan lalu lintas, kerusakan pada kendaraan, pengurangan kualitas jalan, penghambatan drainase, dan biaya perawatan tambahan.

 

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan termasuk memastikan suhu pemasangan yang optimal, mengontrol kadar aspal dalam campuran, memilih aspal dengan kandungan minyak yang sesuai, dan memadatkan permukaan jalan secara optimal.

 

Tindakan untuk mengatasi bleeding aspal termasuk penggunaan agregat untuk menyerap kelebihan aspal, pemadatan ulang permukaan jalan, penggunaan seal coat untuk melindungi permukaan jalan, dan pengawasan selama proses pemasangan.